Selamat Datang Di Media Online RELOAD (Membedah yang belum terjamah dan mengukir yang mungkin belum terpikir)
Kamis

Bagikan

Tidak ada yang mau dibenci, dari mulai anak-anak sampai kakek nenek. Tidak juga mau dibenci baik oleh anak – anak maupun orang dewasa. Tapi pada kenyataan nya, hasil dari perbuatan kita sedikit banyak menimbulkan dampak ketidak sukaan dari orang lain. Dibenci secara person to person saja sudah menyusahkan, apalagi dibenci secara masal! Apa kata duniaaaaa

Perkara benci dan tidak suka juga terjadi dalam percaturan bisnis. Dunia usaha yang semakin sophisticated pun, sadar tidak sadar banyak menimbulkan sikap negatif tersebut. Tetapi seperti biasa, orang kreatif harus melihat fenomena ini sebagai cermin agar hal ini dapat dihindari. Mari kita belajar dari pengalaman perusahaan – perusahaan di Indonesia. Bagaimana sebagian perusahaan begitu di sukai dan sebagiannya tidak disukai. Ngomong – ngomong kenapa ya justru perusahaan yang sadar manajemen justru banyak tidak menyadari kalau posisi mereka di mata publik begitu memprihatinkan, alias tidak disukai gitu loh.

Pada perusahan – perusahaan besar yang terlibat dengan massa / publik seperti perusahaan jasa, consumer goods, perusahaan negara yang mengurus hajat hidup orang banyak, soal ketidak sukaan publik ini menjadi perhatian utama. Berbagai cara dan formula terkini diterapkan. Sehingga kita sering mendengar istilah seperti customer relationship, CSR (Corporae Social Responsibility), Cunsummer satisfaction dan sebagainya.
Tetapi semakin besar perusahaan yang artinya juga semakin besar kapasitas pelayanan terhadap publik, sebagian perusahaan justru menunjukan sikap terbalik dengan cara dan janji mereka terhadap publik. Ada penyakit yang selalu hinggap dan dipelihara oleh direksi dan manajemen, yaitu KINGDOM INERTIA. KI adalah sikap yang selalu membanggakan kejayaan masa lampau. Keberadaan Perusahaan hari ini juga, besok sudah termasuk bagian dari masa lampau. Penyakit ini menjadi kronis karena banyak faktor. Dari sisi konsumen atau relasi, penyakit ini sangat amat merugikan.

Kingdom Inertia biasanya membuat pemegang kebijakan dan strategi perusahaan terlena dengan kebesaran diri sendiri, sehingga malas dan merasa tidak perlu untuk mengevaluasi dan berkaca, apa penilaian konsumen dan relasi terhadap perusahaan. Jika ini dibiarkan, maka direksi akan terus menerus melakukan salah kebijakan yang mengakibatkan salah strategi. Beberapa output yang terjadi dengan perusahaan berpenyakit seperti ini adalah:

1. Salah menilai keinginan sesungguhnya dari konsumen atau relasi.
2. Salah menerapkan peraturan dan kebijakan yang menyangkut keinginan, keperluan dan kepuasan pihak luar.
3. Salah menerapkan strategi pemasaran dan akibatnya terjebak dengan iklan dan promosi yang menyesatkan.
4. Tidak melakukan inovasi dan perubahan karena menganggap formula yang berjalan sudah paling tepat.
5. Mengeluarkan budget yang salah karena salah dalam melakukan investigasi, sehingga perusahaan berada dalam kesulitan persaingan dengan perusahaan lain yang lebih kreatif.
6. Yang ini mungkin paling parah dan paling umum terjadi, yaitu perusahaan merasa tidak punya saingan dan semua orang bergantung kepadanya karena tidak ada pilihan. Keadaan ini banyak terjadi di perusahaan – perusahaan milik negara.

Beberapa contoh yang terjadi adalah:

1. Perusahaan layanan jaringan telekomunikasi di Indonesia, seringkali melakukan strategi iklan yang bisa dikategorikan sebagai promosi keliru dan menyesatkan. Banyak informasi bias yang menutupi keadaan biaya yang sebenarnya harus ditanggung oleh konsumen. Lama kelamaan karena konsumen juga semakin cerdik, terbuka lah tembelang praktek penipuan tersebut dan karena yang ditipu jutaan orang, maka alhasil banyaklah korban – korban penipuan yang benci dan mencap perusahaan sebagai penipu.
2. Perusahaan – perusahaan negara di Indonesia seringkali merugikan publik dengan keputusan dan tingkah laku yang menjengkelkan. Saya tidak bahas soal politik atau penyimpangan oknum seperti korupsi, manipulasi, suap menyuap dan sejenisnya. Tapi bagaimana perusahaan dengan seenaknya memberlakukan tarif, biaya, kecerobohan penanganan kerja hingga fasilitas dan pelayanan yang super buruk.
3. Banyak perusahan pada hakekatnya tidak melayani konsumen tetapi bagaimana melayani dan memuaskan tingkat tertinggi dari organisasi perusahaan. Biasanya ini terjadi pada perusahaan keluarga yang sudah turun temurun atau perusahaan yang diusung oleh pengusaha – pengusaha lone ranger yang begitu haus dengan pencapaian status hidup tertinggi. Merasa aset besar, uang sudah banyak, bikin perusahaan dan kebijakan sesuka hatinya sendiri.
Masih banyak contoh kasus dari sikap kebencian atau ketidak sukaan publik terhadap perusahan – perusahan besar di Indonesia. Kalau mau dikaitkan dengan kompetisi pasar global, hal ini sangat memperihatinkan, karena jelas sekali sikap dan tingkah perusahaan seperti ini pada ujung – ujungnya kan membawa kerugian dan dampak kerusakan yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Bukan saja mereka bisa tiba – tiba pailit, tapi secara makro dapat mengganggu stabilitas perekonomian di tanah air ini, sekian.

Sumber: http://www.cbs-creative.com/2011/07/perusahaan-vs-konsumensiapa-juga-yang.html

Kode Iklan

Responses to "Perusahaan VS Konsumen..Siapa Juga Yang Mau Di Benci?"

Write a comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Text Backlink Exchanges backlink Free BackLinksMIM - Free BacklinksYour-Link http://Link-exchange.comxa.com AutoBacklinkGratisFree Promotion LinkMAJLIS LINK: Do Follow BacklinkLink Portal Teks TVFree Smart Automatic Backlink MIM - Free BacklinksYour-Link